Spesies Native, Asli, Exotic Dan Invasif
Spesies Native, Asli, Exotic Dan Invasif
Hutan
Indonesia merupakan salah satu hutan dengan keanekaragaman flora dan fauna
tertinggi di dunia. Peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhannya memberikan
tekanan bagi lingkungan dan sumber dayanya.
Alih fungsi lahan dan kerusakan alam lainnya menjadi penyebab terjadinya
degradasi lahan dan kepunahan jenis tanaman ataupun hewan. Masuknya jenis lain
dari luar yang bersifat invasif dan menjadi kompetitor bagi tanaman asli, dapat
menjadi faktor pendorong terjadinya kepunahan.
Spesies
asli atau native atau indegenous adalah spesies yang menjadi penduduk suatu
wilayah atau ekosistem secara alami tanpa campur tangan manusia. Contohnya adalah
tanaman Shorea balangeran adalah
tanaman asli habitat rawa gambut. Jenis ini tumbuh secara alami di lahan gambut
tipis sampai dalam, meliputi daerah penyebaran Sumatera Selatan, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
(Martawijaya et al., 1989).
Spesies
exotic adalah spesies yang dibawa oleh manusia ke tempat yang bukan menjadi
ekosistem aslinya. Contohnya adalah
tanaman jati (Tectona grandis) adalah
tanaman asli Burma, India, Muangthai dan Laos. Jati menjadi tanaman exotic
apabila ditanam di Indonesia.
Spesies
invasif adalah spesies yaang bukkan spesies asli tempat tersebut (hewan atau tumbuhan) yang secara luas mempengaruhi
habitat yang mereka invasi. Invasi terjadi karena suatu kompetisi dengan
spesies lain untuk mendapatkan sumber daya sebanyak-banyaknya sehingga salah
satu caranya adalah dengan tumbuh dan berkembang baik secepat mungkin.
Faktor-faktor
yaang mempengaruhi kecepatan invasi suatu spesies adalah :
1. Kemampuan
bereproduksi baik secara seksual maupun aseksual,
2. Kecepatan
tumbuh,
3. Kecepatan
bereproduksi,
4. Kemampuan
menyebar yang tinggi,
5. Fenotip
yang elastis, mampu mengubah bentuk tergantung kondisi lingkungan,
6. Toleransi
terhadap berbagai keadaan lingkungan,
7. Hubngannya
dengan manusia.
Contoh
spesies yang invasif di indonesia spesies Acacia nilotica yang merupakan spesies asli Afrika yang awalnya
diintoduksi untuk pengihjauan. Sifatnya yang
invasif menjadikan pertumbuhannya tak terkendali di Taman Nasional Baluran yang
mengakibatkan habitat banteng mengecil.
Dilihat dari terminologi diatas, merupakan jenis
asli rawa gambut. S.balangeran
merupakan spesies terancam punah. Menurut situs IUCN spesies ini masuk kedalam
kategori kritis (critically endangered) atau peluang untuk punah sebesar
50% dalam jangka waktu 10 tahun atau 3 generasi.
Penyebab yang mengakibatkan tanaman ini menjaadi
rawan punahan adalah :
1. Degradasi
lahan dan kerusakan hutan akibat pembukaan kanopi hutan, penurunan dan
pengatusan air sertaa kebakaran hutan (Lazuardi, 2008)
2. Kegiatan
rehabilitasi yang sulit dilakukan karena terjadi kebakaran setiap tahun (Nuyim,
2000)
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2015. “The IUCN Red List of Threarened Species”. http://www.iucnredlist.org/details/33103/0.
(diakses April 2016)
Lazuardi. D. (2004). Teknik Rehabilitasi Hutan
Rawa Gambut. Dalam Buku Budidaya Shorea balangeran.
(2012), Balai Penelitian Kehutanan. Banjarbaru.
Martawijaya
A., I. Kartasujana, Y.I. Mandang, S.A. Prawira dan K. Kadir. 1989. Atlas Kayu
Indonesia Jilid II. Badan Litbang Kehutanan, Bogor.
Nuyim,
T. (2000). Whole Aspec on Nature and Management of Peat Swamp Forest Thailand Dalam Buku Budidaya Shorea balangeran. (2012), Balai Penelitian
Kehutanan. Banjarbaru.
Komentar
Posting Komentar